Selasa, 27 April 2010

Mahalnya Biaya Pendidikan

RENDAHNYA KUALITAS SDM DAN PENDIDIKAN SEBAGAI DAMPAK MAHALNYA BIAYA PENDIDIKAN DAN POLA PIKIR YANG SALAH

PENDAHULUAN
Kualitas pendidikan di negeri ini memang patut di pertanyakan ulang, kualitas SDM yang duhasilkan dari sistem pendidikan yang diterapkan di Indonesia tidak semuanya dapat dibanggakan. Bangsa Indonesia mungkin cenderung sangat kekurangan SDM yang berkualitas dari pada SDA yang sangat berlimpah ruah.
Ketika kita berbicara kualitas SDM maka yang harus dikaji lebih lanjut adalah seberapa besar sistem pendidikan yang diterapkan dapat menghasilkan kualitas SDM yang unggul (bagus).
Ada dua permasalahan sebenarnya yang akan dikaji di makalah ini, yang pertama adalah keterkaitan mahalnya biaya pendidikan dengan keberlangsungan pendidikan bagi masyarakat miskin dan yang kedua adalah asumsi masyarakat tentang urgensi pendidikan.
Kedua masalah diatas akan di sajikan dalam sebuah studi kasus yang banyak terjadi di Indonesia umumnya dan didaerah penulis khususnya (Cikarang)

MAHALNYA BIAYA SEKOLAHKU
Tentu masih ingat dibenak kita tentang banyaknya berita anak-anak sekolah yang tak mampu membayar tunggakan uang sekolah mencoba bunuh diri lantaran merasa malu dan pusing karena tidak sanggup untuk membayarnya.
Mungkin yang terakhir terjadi dan ramai dibicarakan adalah kasus percobaan bunuh diri yang dilakukan Eko Haryanto bocah berumur lima belas tahun yang duduk di bangku kelas VI SD Kepunduhan 01, kecamatan Kramat, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah. (PROAKSI, senin, 09 Mei 2005)
Putra dari pasangan Sohirin (30) dan Ruwet Dionah (37) -yang kesehariannya hanya bekerja sebagai buruh. Sohirin buruh panggul beras di pasar Martoloyo sementara istrinya sesekali menjadi buruh tani di desanya- ini telah menunggak bayaran sekolah selama 10 bulan.
Mengingat UAN di tingkat SD akan segera dimulai, maka sebagai persyaratannya semua murid kelas VI diwajibkan melunasi tunggakan uang sekolah yang belum dibayarkan, berawal dari situ, karena Eko merasa malu meminta dan khawatir memberatkan orang tuanya dia nekat mencoba mengakhiri hidupnya dengan menggantungkan tubuhnya di dua helai kain selendang milik ibunya yang diikatkan pada kayu Blandar. Beruntung dia selamat karena diketahui ibunya tidak lama setelah kursi yang dipakai berdiri sebelum melakukan bunuh diri itu jatuh.
Kasus seperti ini tidak hanya terjadi pada seorang Eko saja tetapi sudah sekian banyak kasus serupa terjadi, bahkan mungkin terjadi disekeliling kita.
Kasus pendidikan mahal merupakan permasalahan klasik yang dialami bangsa ini, mungkin sudah dengan berbagai cara pemerintah mencoba mengatasinya, tetapi yang terjadi dari tahun ke tahun tetap sama tidak ada perubahan sedikitpun. Orang-orang miskin tetap mengeluhkan biaya pendidikan yang mahal.
Cikarang daerah yang masuk dalam kawasan Kabupaten Bekasi, walaupun di tengah-tengah kotanya terlihat banyak orang yang berkemampuan ekonomi menengah keatas, namun dibalik itu semua dipinggiran (dipedalaman) nya masih banyak sekali orang-orang yang tidak mampu (ekonomi lemah), yang jangankan untuk membayar uang sekolah anak-anak mereka, untuk makanpun terkadang kurang. Mereka yang seperti itu biasanya hanya sebagai seorang buruh tani atau tukang ojek, yang tidak sedikit dari mereka hanya menamatkan pendidikannya sampai SD saja. Pada masyarakat yang seperti inilah biaya sekolah sangat terasa berat, tidak sedikit dari mereka yang menghentikan pendidikan anak-anaknya hanya pada jenjang SD saja karena sudah tidak mampu lagi membiayai pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi.

Buat apa sekolah kalau pada akhirnya tidak bisa kerja ?
Kecenderungan berpikir yang seperti inilah yang membahayakan generasi-ganerasi bangsa selanjutnya.
Para orang tua khususnya mereka yang miskin beranggapan bahwa sekolah itu tidak terlalu penting karena buat apa sekolah tinggi kalau pada akhirnya tidak dapat bekerja, dan sekolah hanya akan menguras pengeluaran keuangan keluarga.

Penutup
Masalah pendidikan memang tidak ada yang tahu pasti sampai kapan akan berakhir, berbagai upaya yang dilakukan pemerintah belum cukup maksimal, terutama biaya pendidikan yang mahal, harusnya menjadi perhatian utama pemerintah, bagaimana agar seharusnya pendidikan itu harus semurah mungkin bahkan mungkin gratis agar semua masyarakat dari bebagai kalangan dapat merasakannya.
Paradigma berpikir masyarakat harus dirubah, sekolah tidak hanya bertujuam untuk mencetak pekerja-pekerja yang siap pakai, tetapi lebih untuk dapat menciptakan SDM bangsa ini yang cerdas dan tentunya berkualitas.
Semoga di kemudian hari kelak, dengan semakin baiknya sistem pendidikan akan semakin banyak lahir SDM yang cerdas dan berkualitas, dan akan semakin maju bangsa ini.

1 komentar:

  1. kalo boleh menambahkan, kurikulum sering gonta ganti nggak bagus buat pembelajaran, dan standar baku yang masih mengambang. mahalnya biaya pendidikan

    BalasHapus